Di banyak malam di dua tahun terakhir, kepala ini macem ibukota. Pikiran-pikiran di kepala macem kendaraan-kendaraan – berlalu lalang, macet, klakson sana-sini, dan tak jarang, bertabrakan. Dan, juga seperti ibukota: ini bukan hal yang baru! Pastinya ada lebih dari sedikitnya lima juta orang di luar sana yang juga punya kepala sepadat ibukota – atau bahkan lebih – yang membuat sebuah kalimat terlintas berkali-kali: kalo aja kehidupan adalah makhluk hidup, pasti bakal gue bully abis-abisan. Antara marah dan menyerah, entah mana yang lebih besar. Sampai, pada suatu malam, masih di ibukota, sebuah percakapan antara dua orang anak berumur 8 tahun tiba-tiba tersajikan di kepala. Dua anak itu adalah aku, dan (sebut saja) Sui. Sui pernah cerita kalo bapaknya keras dan suka mukul karena hal sepele, kalo kedua orangtuanya sering berantem, dan kalo ibunya sering menangis. Suatu hari Sui yang malang bercerita sambil sedikit-sedikit ngeluarin air mata, bahwa kalo dia baca buku, dia perlu ...